Saat berumur 29 tahun, setelah anak pertamanya lahir, Gautama meninggalkan kehidupan istananya berkelana mencari kebenaran sejati. Dia tinggalkan istana meninggalkan semua kemewaan, tanpa membawa harta ataupun keluarganya. Dia banyak berguru orang-orang bijak. Sidharta meninggalkan istana untuk mencari kebahagiaan batinnya, menuju ke tengah hutan di Bodh Gaya. Ia bertapa di bawah pohon dan mendapatkan bodhi, yaitu semacam penerangan atau kesadaran yang sempurna. Pohon itu kemudian dikenal sebagai pohon Bodhi. Akhirnya pada suatu malam, Siddhartha merenung dalam-dalam mengenai berbagai permasalahan hidup dan pemecahannya. Ketika matahari terbit ia mendapatkan yakin telah memiliki kesimpulan dari permasalahan batin serta menemukan makna “kebenaran”. Sejak itu ia menyebut dirinya Buddha yang berarti "orang yang diberi penerangan."
Setelah itu Sidharta berkelana di berbagai tempat di India untuk menyebarkan keyakinan dan filosofinya mengenai ajaran Budha. Saat dia wafat, tahun 483 sebelum Masehi, sudah ratusan ribu pemeluk ajarannya. Meskipun ucapan-ucapannya masih belum didokumentasikan, tapi ajarannya ternyata mampu dihafal oleh banyak pengikutnya, diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya secara lisan.
Pokok ajaran Buddha dapat diringkas di dalam apa yang menurut istilah penganutnya "Empat kebajikan kebenaran:" pertama, kehidupan manusia itu pada dasarnya tidak bahagia; kedua, penyebab ketidakbahagiaan ini karena manusia terbelenggu oleh nafsu; ketiga manusia harus mengendalikan dirinya agar tidak terbelenggu hawa nafsu. Jika ini sudah dilakukan maka manusia akan memasuki nirwana,; keempat, menimbang benar, berpikir benar, berbicara benar, berbuat benar, cari nafkah benar, berusaha benar, mengingat benar, meditasi benar.
Agama Buddha itu terbuka buat siapa saja, tak peduli dari ras apa pun dia, (ini yang membedakannya dengan Agama Hindu). Agama Budha tidak mengakui kesucian buku-buku Weda dan tidak mengakui pembagian kasta dalam masyarakat. Agama Budha sangat menarik bagi golongan kasta rendah karena tidak ada pembagian manusia ke dalam kasta. Dalam ajaran Budha manusia akan lahir berkali-kali (reinkarnasi), hidup adalah samsara. Samsara disebabkan karena adanya hasrat atau nafsu akan kehidupan. Penderitaan dapat dihentikan dengan cara menindas nafsu (trsna) melalui delapan jalan (astavidha) yaitu :
- Mempunyai pemandangan (ajaran) yang benar.
- Mempunyai niat atau sikap yang benar.
- Berbicara yang benar.
- Berbuat atau bertingkah laku yang benar.
- Mempunyai penghidupan yang benar.
- Berusaha yang benar.
- Memperhatikan hal-hal yang benar dan
- Bersemedi yang benar.
Pemeluk agama Budha wajib melaksanakan tiga ikrar (Tri Ratna) :
- Berlindung kepada Budha.
- Berlindung kepada Dharma (ajaran agama Budha)
- Berlindung kepada Sanggha (perkumpulan/masyarakat pemeluk agama Budha).
Kitab suci agama Budha disebut Tripitaka (tiga keranjang), yang terdiri dari: Winayapitaka, Sutrantapitaka dan Abdidarmapitaka. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Pali. Agama Budha mencapai puncak kejayaannya pada jaman kekuasaan Raja Ashoka (273–232 SM), di mana agama Budha ditetapkan sebagai agama resmi negara. Dalam perkembangannya agama Budha pecah menjadi dua aliran, yaitu :
- Budha Mahayana (kendaraan besar), artinya jika seorang telah dapat mencapai nirwana, hendaklah memikirkan orang lain yang masih dalam kegelapan (bersifat terbuka).
- Budha Therawadha atau Budha Hinayana (kendaraan kecil), artinya yang penting bagaimana setiap individu dapat mencapai nirwana bagi diri sendiri (bersifat tertutup).
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !